Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah mengalami
fenomena menunggu. Sangat menyanangkan jika kita dapat diberi pelayanan, atau
hal lainnya tanpa diharuskan untuk menunggu. Akan tetapi baik kita menyukai
atau tidak menyukainya, menunggu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari kita,
dan yang kita harapkan hanyalah agar ketidak nyamanan dapat di minimalisir.
Untuk mengurangi tingkat kerugian yang ditimbulkan dari
atrian, maka dapat diterapkan salah satu metode dari beberapa metode antrian
yang ada dengan menerapkan metode antrian, pemberi jasa dapat memperpendek
garis antrian yang timbul akibat dari fasilitas pelayanan yang kurang memadai.
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk
memperoleh giliran pelayanan memang sangat menyebalkan dan membosankan serta
dapat juga merugikan bagi pelanggan baik dari segi waktu maupun dari segi
biaya. Oleh karena itu, seharusnya sistem antrian ini dapat dirancang lebih
cepat dan efisien agar meningkatkan pelayanan pelanggan dengan menggunakan teori
antrian .
Sistem antrian yang sering kita jumpai dlam kehidupan
sehari-hari sengatlah banyak. Seperti antrian pada loket-loket transaksi bank
loket0loket pembayaran telepon, antrian untuk membeli tiketb bus di terminal,
antrian penonton pada gedumng bioskop, antrian mobil-mobil di tempat pembayaran
tol, antrian pasien-pasien yang menunggu giliran untuk mendapatkan
palayana dokter maupun untuk mengambil
obat di loket obat dan masih banyak lagi contoh-contoh lainya.
Dan berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik
mengambil judul “ANALISIS ANTRIAN
PELAYANAN PENGAMBILAN OBAT DI LOKET OBAT PADA PUSKESMAS PONDOK KELAPA KECAMATAN
DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR”.
Rumusan
dan Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan
masalah dari penulisan ilmiah ini yaitu :
1.
Bagaimana
proses antrian pada Puskesmas Pondok Kelapa Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur
dengan menggunakan metode Antrian Multi Chanel Single Phase pada hari kerja ?
2.
Berapa
jumlah loket yang harus dioperasikan agar pelayanan dapat optimal ?
Batasan Masalah
Pada bagian ini penulis
membatasi masalah pembahasan pada layanan loket antrian dalam penyerahan dan
pengambilan obat oleh pasien pada Puskesmas Pondok Kelapa Kecamatan Duren Sawit
Jakarta Timur.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan
dari penulisan ilmiah adalah :
1.
Untuk
mengatasi masalah antrian yang sering terjadi pada loket pengambilan obat di Puskesmas Pondok Kelapa Kecamatan
Duren Sawit Jakarta Timur
2.
Untuk
menyatukan jumlah karyawan apoteker yang harus dioperasikan pada setian hari
kerja
Manfaat
Penelitian
1.
Manfaat
akademis, mengetahui bagaimana proses antrian yang terjadi pada Puskesmas
Pondok Kepala Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur.
2.
Manfaat
praktis, ,mengoptimalkan pelayanan pada loket pengambilan obat pada Puskesmas
Pondok Kelapa Kdecamatan Duren Sawit Jakarta Timur.
Metode
Penelitian
Objek Penelitian
Dalam hal ini yang menjadi
objek penelitian adalah para pasien yang mengantri di loket pengambilan obat
pada Puskesmas :Pondok Kelapa Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur.
Data/Variabel
Dalam penelitian ini
variabel yang diteliti adalah :
1.
Tingkat
kedatangan rata-rata pasien
2.
Waktu
pelayanan rata-rata
3.
Junmlah
pasien
4.
Jumlah
fasilitaspelayanan
Metode Pengumpulan Data
Adapun metode penulisan
yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.
Metode
Kepustakaan, yaitu dengan cara mengumpulkan, membaca, mempelajari serta
menelaah buku-buku bacaan, surat kabar, majalah, internet dan lain sebagaimya
yang berkaitan dengan pembahasanyang peulis tulis.
2.
Observasi,
dengan mendatangi objek y6ang bersangkutan untuk mendapatkan data yang
diperlukan.
3.
Wawancara,
dengan mendatangi dan mengajukan pertanyaan pada narasumber puskesmas tersebut
untuk mendapatkan data yang akurat.
Alat
Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang
digunakan adalah metode Multi Chamel Single Phase. Multi Chanel Single Phase
adalah metode yang digunakan untuk dua atau lebih fasilitas pelayanan yang
dialirioleh antrian tunggal.
Kerangka
Teori
Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering
terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah siste, pelayanan
tertentu. Dalam pelaksanaan pelaku utama dalam hal ini adalah pelanggan dan
pelayanan.
Konsep-Konsep Dasar Teori Antrian
Teori
antrian dalam bahasa Inggris disebut dengan waiting line theory, atau quering
theory. Teori antrian pertama kali dikembangkan oleh ahli matematika dan
insyinyur berkebangsaan Denmark yang bernama A.K Erlang pada tahun 1909. Dia
mengembangkan model antrian untuk menentukan jumlah yang optimaldari fasilitas
telepon switcing yang digunakan untuk melayani permintaan yang ada. Penggunaan
model ini makin meluas tepatnya mulai sejak akhir perang dunia ke-II. Sampai
saat ini, waiting line theory mempunyai aplikasi yang luas untuk alat operasi
perusahaan atau manajemen(http://tazmaniabenz.wordpress.com/2010/konsep-konsep-dasar-teoriantrian/)
Persoalan-persoalan
yang dapat diselesaikandengan teori antyrian adalah meliputi bagaimana
perusahaan dapat menetukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat
melayani konsumen atau langganan dengan efisien. Di dalam hal ini tentu saja
diperhitungkan antara ekstra biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menambah
fasilitas service baru dengan kerugian konsumen karena harus menunggu apabila
tidak diadakan penambahan fasilitas service yang baru.
Dengan
demikian, yang menjadi tujuan utama teori ini adalah mencapai keseimbangan
antara ongkos pelayanan dengan ongkos yang disebabkan oleh adanya waktu
menunggu (Pangestu Subagyo,2000,264). Dengan kata lain tujuan dasar teori
antrian adalah untuk meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya langsung
penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena para
konsumen menunggu untuk dilayani.
Sistem Antrian
Pelanggan/konsumen
yang tiba dapat bersifat tetap atu tidak tetap untuk memperoleh peayanan.
Apabila pelanggan yang tiba dapat langsung masuk kedalam sistem pelayanan maka
pelayanan tersebut akan langsung dilayani, sebaliknya jika harus menunggu maka
mereka harus membentuk antrian hingga tiba waktu pelayanan.
Berdasarkan
uraian diatas maka dalam sistem antrian terdapat komponen utama yakni :
1.
Antrian
yang memuat langganan atau satuan-satuan yang memerlukan pelayanan (pembeli,
orang sakit, mahasiswa, kapal, dan lain-lain)
2.
Fasilitas
pelayanan yang memuat pelayanan dan saluran pelayanan (loket biopskos dan
penjual karcis, teller bank dan para nasabah dan lain-lain)
Disiplin Antrian
Disiplin
antrian adalah konsep membahas mengenai kebijaka dalam mana para langganan
dipilih dari antrian untuk dilayani, berdasarkan urutan kedatangan pelanggan.
Ada 4 bentuk disiplin pelayanan yang bisa digunakan dalam praktyek yakni :
1.
First Come
First Served (FCFS) atau First In First Out (FIFO) yaitu pelanggang yang
datanglebih dulu akan dilayani lebih dahulu.
Misalnya:
sistem antrian pada bank, spbu dan lain-lain.
2.
Last Come
First Served (LCFS) atau Last In Last Out (LIFO) yaitu sistem antrian pelanggan
yang datang terakhir akan dilayani lebih dahulu.
3.
Service in
Random Order (SIRO) yaiti pelanggang didasarkan pada peluang secara acak,
biasanya timnbul dalam keadaan praktis.
4.
Priority
Service (PS) yaitu pelayanan yang diberikan kepada mereka yang mempunyai
prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mempunyai prioritas
lebih rendah. Kejadian ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya
seseorang yang karena kedudukan atau jabatannya lebih tinggi, atau seseorang
yang menyebabkan dia sipanggil terlebih dahulu atau diberi prioritas lebih
tinggi, atau seseorang yang keadaan penyakitnya lebig berat dibangding dengan
orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
Elemen-Elemen Pokok dalam Sistem Antrian
Menurut
Tju Tju Tarliah Dimyanti dan Ahmad Dimyati (2003;350) terdapat 5 elemen pokok
dalam antrian :
1.
Sumber
Input
Suatu karakteristik yang perlu diketahui dari
sumber input ini adalah ukurannya (jumlahnya), yaitu jumlah total unit yang
memerlukan pelayanan dari waktu ke waktu atau disebut jumlah total langganan
potensial. Sumber masukan dari suatu sistem antrian dapat terdiri atas suatu
populasi orang barangm komponen atau kertas kerja yang datang pada sistem untuk
dilayani.
Bila
populasi relatif besar seiring dianggap bahwa hal itu merupakan besaran yang
takterbatas. Anggapan ini adalah umum karena perumusan sumber masukan yang tak
terbatas lebih sederhana dari pada sumber yang terbatas. Suatu populasi
dinyatakan “besar” apabila populasi tersebut besar bila dibanding kapasitas sistem
pelayanan.
2.
Antrian
Karakteristik
suatu anyrian ditentukan oleh jumlah unit maksimun yang boleh ada dalam
sistemnya. Antrian ini dikatakan terbatas atau tidak terbatas, tergantung pada
apakah jumlahnya unitnya terbatas atau tidak terbatas.
3.
Disiplin
Pelayanan
Disiplin
pelayanan berkaitan dengan cara memilih anggota antrian yang akan dilayani.
Sebagai contoh, disiplin pelayanan ini dapat berupa First Come First Served
(FCFS), atau Random atau dapat pula berdasarkanprosedur prioritas tertentu.
Jika tidak ada keterangan apa-apa tentang disiplin pelayanan ini, maka asumsi
yang biasa digunakan adalah First Come First Served (FCFS).
4.
Mekasnisme
Pelayanan
Terdiri
dari satu atau lebih pelayanan yang masing-masing terdiri dari satu atau lebih
saluran pelayanan paralel. Jika ada lebih darin satu fasilitas pelayanan, maka
unit-unit yang memerlukanpelayanan akan dilayani oleh serangkaian fasilitas
pelayanan tersebut (saluran pelayanan seri).
5.
Proses
Antrian Dasar
Suatu
garis penungguan tunggal terbentuk didepan suatu fasilitas pelayanan tunggul,
dimana ada satu atau beberapa pelayanan. Setiap unit (langganan) yang
diturunkan dari suatu sumber input dilayani oleh salah sattu
pelayanan-pelayanan yang ada, mungkin setelah unit itu menunggu dalam antrian
(garis penungguan).
Model-Model Antrian
Berdasarkan sifat pelayanannya dapat diklasifikasikan
fasilitas-fasilitas pelayanan dalam susunan saluran dan phase yang akan
membentuk suatu antrian yang berbeda-beda. Istilah saluran menunjukan jumlah
jalur ungtuk memasuki sistem pelayanan. Sedangkan istilah phase berarti jumlah
staisun-stasiun pelayanan, dimana para langganan harus melalulinya sebelum
pelayanan dinyatakan lengkap.
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum gterjadi
dalam seluruh sistem antrian :
1.
Single
Chanel-Single Phase
Single
chanel single phase berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem
pelayanan atau ada satu pelayanan. Single phase menunjukan bahwa hanya ada satu
stasiun pelayanan sehingga yang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar
dari sistem antrian. Contohnya adalah pada pembelian tiet bus yang dilayani
oleh satu loket, seorang pelayanan toko dan lain-lain.
2.
Single
Chanel-Multi Phase
Single
chanel multi phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan
secara berurutan dalam phase-phase. Misalnya pada proses pencucian mobil, lini
produksi massa dan lain-lain.
3.
Multi
Chanel-Single Phase
Sistem
multi chanel single phase terjadi jika
ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh suatu antrian tunggal.
Sebagai contoh adalah pada pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari loket,
pelayanan nasabah di bank, dan lain-lain.
4.
Multi
Chanel-Multi Phase
Sistem ini
terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan pelayanan pada lebih
dari satu phase, sebagai contoh adalah pada pelayanan kepada pasien dirumah
sakit darin pendaftaran, diagnosa, tindakan medis sampai pembayaran. Setiap
sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap,
sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu.
Objek Penelitian
Objek
penelitian pada panulisan ini adalah Puskesmas Pondok Kelapa Kecamatan Duren
Sawit Jakarta Timur yang berlokasi di Jln
Data/ Variabel yang Digunakan
Dalam
penelitian ini variabel yang diteliti adalah :
1.
Tingkat
kedatangan rata-rata pasien
2.
Waktu
pelayanan rata-rata
3.
Jumlah
pasien
4.
Jumlah
fasilitas pelayanan
Metode Pengumpulan Data
Dalam
penyusunan penulisan ilmiah ini penulis memerlukan sumber data yang relevan dan
erat kaitannya dengan judul penulisan ilmiah ini. Untuk itu penulis melakukan
dan wawan cara setelah itu penulis mendapatkan data kunjungan pasien antara
pukul 08:00 – 12:00 dan 13:00 – 16:00 .
Alat Analisis yang Digunakan
Dalam
perhitungan antrian ini alat analisis yang digunakan oleh penulis adalah
analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode Multi Chanel Single Phase,
yaitu suatu metode yang biasa digunakan untuk dua atau lebih fasilitas
pelayanan yang dialiri oleh antrian tunggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar