Selasa, 30 Oktober 2012

Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan


           1.       Sumber Daya Ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain.

Kasus persolan yang sifatnya nasional (warisan rejim lama) dan juga persoalan-persoalan baru yang muncul dari pelaksanaan Otonomi Daerah yang “sembrono”, fenomena globalisasi ekonomi juga akan sangat berpengaruh besar terhadap prospek nilai-nilai budaya lokal dan kearifan tradisional sebagai landasan penguatan kelembagaan lokal dalam pengelolaan sumberdaya dan keanekaragaman hayati. Globalisasi ini menjadi perlu dicermati sebagai tahapan lanjut dari periode pembangunanisme yang dianut oleh Rejim Otoriter-Militeristik Orde Baru yang nyata-nyata telah menghancur-leburkan ekosistem-ekosistem penting Indonesia serta memporak-porandakan pranata-pranata ada/lokal yang selama ratusan tahun menjadi penjaga dan pengelola sebagian besar dari ekosistem-ekosistem tersebut. Perjalanan pembangunan di Indonesia mencatat banyak sekali penggusuran dan penindasan yang menyedihkan bagi berbagai kelompok masyarakat, khususnya masyarakat adat, yang diwarnai oleh tindakan-tindakan kekerasan negara dan sekaligus memfasilitasi kekerasan horizontal antar kelompok masyarakat.

Kalau ditelusuri lebih jauh, maka pembangunan yang umumnya dianut oleh negara-negara berkembang adalah industrialisasi. Sebagai negara yang kaya sumber daya alam, Indonesia pun mengembangkan industri yang berbasis sumber daya alam. Celakanya, sebagian besar sumber daya lalam ini, secara tradisional sudah ada penguasa dan pemiliknya, yaitu masyarakat adat, yang juga memiliki kepentingan yang lebih luas atas sumber daya tersebut. Nilai-nilai, ide dan konsep pembangunan itu memang diimpor atau diadopsi dari “barat”. Pembangunan adalah kata lain dari modernisasi. Dari sini muncullah anggapan dan keyakinan baru di masyarakat bahwa jiwa Indonesia ini kita inginkan menjadi negara modren,maka segala sesuatu yang tradisional(lisan) harus dibuang karena dianggap terbelakang dan menghambat pembangunan. Paradigma modernisasi demikian, langsung dan tidak langsung, telah menyudutkan dan melemahkan posisi masyarakat adat itu sendiri dengan menempatkan tradisi dan nilai-nilai asli bangsa ini menjadi sesuatu yang jelek (inferior) terhadap nilai-nilai “barat” yang modern sebagai sesuatu yang baik (superior).

Dengan cara yang berkembang demikian, bahkan banyak di antara masyarakat adat sendiri sering melupakan bahwa mereka memiliki kekuatan (pengetahuan, teknologi, pranata adat) untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh program “pembangunan” yang memuliakan hidup mereka, atau sebaliknya melakukan perlawanan atas program “pembangunan” yang tidak diinginkan. Sebagai konsep yang diadopsi dari “barat”, nilai yang terkandung dalam pembangunan kita, yang juga dianut oleh globalisasi ekonomi, berakar pada individualisme yang, dalam banyak hal, bertolak-belakang dari prinsip dasar komunitas-komunitas masyarakat adat di Indonesia umumnya yang komunalistik dan kolektif baik dalam hal penguasaan sumberdaya maupun dalam upaya pengelolaannya untuk keadilan dan kesejahteraan bersama.

           2.       Sumber Daya Sementara
a.Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b.Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.

           3.       Sumber Daya Kognitif
Sumber Daya Kognitif adalah kepemimpinan teori psikologi industri dan organisasi yang dikembangkan oleh Fred Fiedler dan Joe Garcia pada tahun 1987 sebagai konseptualisasi dari model kontingensi Fiedler . Teori ini berfokus pada pengaruh pemimpin intelijen dan pengalaman tentang nya atau reaksinya terhadap stres .
Inti dari teori ini adalah bahwa stres adalah musuh rasionalitas, merusak kemampuan pemimpin untuk berpikir logis dan analitis. Namun, pengalaman pemimpin dan kecerdasan dapat mengurangi pengaruh stres pada (atau dia) nya tindakan: kecerdasan adalah faktor utama dalam situasi stres rendah, sementara jumlah pengalaman selama lebih selama-saat stres.
Contoh Kasus :
Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada dari luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengalaman itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal dalam berfikir, yakni proses pengelolaan informasi.


Kegiatan pengelolaan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya jumlah informasi atau stimulus yang mengubah perilaku. Demikian pula kinerja seseorang yang diperoleh dari hasil belajar tidak tergantung pada jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana sesaeorang mampu mengelola informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk merespon stimulus yang berada di sekelilingnya. Oleh karena itu teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif.

           4.       Pengetahuan Organisasi

           Pengetahuan Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan Pembelian.

           Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung  kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut.

           Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen
:
1)      Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
2)      Pengetahuan tentang manfaat produk
3)      Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen :
a.    Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis
b.  Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk.

Mengukur Pengetahuan

Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pemasar khususnya tertarik untuk mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka.
Di dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
Contoh Kasus:
Seorang konsumen yang sedang menjalankan proses diet dan ingin memutuskan untuk membeli makanan ringan. Sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian, konsumen cenderung melihat ingredients atau komposisi yang terdapat dalam produk makanan ringan tersebut. Setelah memperoleh informasi yang positif terhadap produk tersebut, konsumen biasanya langsung mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

sumber : http://yogifajarpebrian13.wordpress.com/2011/12/22/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan/

Selasa, 23 Oktober 2012

Laatar Belakang Penulisan Ilmiah



Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah mengalami fenomena menunggu. Sangat menyanangkan jika kita dapat diberi pelayanan, atau hal lainnya tanpa diharuskan untuk menunggu. Akan tetapi baik kita menyukai atau tidakmenyukainya, menunggu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari kita, dan yang kita harapkan hanyalah agar ketidak nyamanan dapat di minimalisir.

Untuk mengurangi tingkat kerugian yang ditimbulkan dari atrian, maka dapat diterapkan salah satu metode dari beberapa metode antrian yang ada dengan menerapkan metode antrian, pemberi jasa dapat memperpendek garis antrian yang timbul akibat dari fasilitas pelayanan yang kurang memadai.

Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan memang sangat menyablkan dan membosankan serta dapat juga merugikan bagi pelanggan baik dari segi waktu maupun dari segi biaya. Oleh karena itu, seharusnya sistem antrian ini dapat dirancang lebih cepat dan efisien agar meningkatkan pelayanan pelanggan dengan menggunakan teori antrian .

Sistem antrian yang sering kita jumpai dlam kehidupan sehari-hari sengatlah banyak. Seperti antrian pada loket-loket transaksi bank loket0loket pembayaran telepon, antrian untuk membeli tiketb bus di terminal, antrian penonton pada gedumng bioskop, antrian mobil-mobil di tempat pembayaran tol, antrian pasien-pasien yang menunggu giliran untuk mendapatkan palayana  dokter maupun untuk mengambil obat di loket obat dan masih banyak lagi contoh-contoh lainya.

Tema dan Judul Penulisan Metode Riset


Tema               : ANALISIS ANTRIAN
Judul               : ANALISIS ANTRIAN PELAYANAN PENGAMBILAN OBAT DI LOKET PADA PUSKESMAS PONDOK KELAPA JAKARTA TIMUR
Teori                :

Antrian merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan dalam kehidupan sehai-hari. Menurut Siagian (1987), antrian adalah suatu garis tunggu dair nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan/fssilitas.
Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian atau baris-baris penungguan. Fenomena manunggu adalah hasil langsung dari keacakan dalam operasi sarana pelayanan secara umum, kedatangan pelanggan dan waktu pelayanan tidak diketahui sebelumnya karena jika bisa diketahui, pengoperasiannya sarana tersebut dapat dijadwalkan sedemikian rupa sehingga akan sepenuhnya menghilangkan kaharusan untuk menunggu.

Sejarah Teori Antrian
Teori antrian pertama kalinya dikemukakan oleh A.K. Erlang (1910), seorang ahli matematika berkebangsaan Denmark. Dalam bukunya Solutions of Some Problem in the Theory of Probability of Significance in Automstic Telephone Exchange. Erlang melaukan eksperimen tentang fluktuasi telepon yang berhubungan dengan automaticdialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis.
Teori ini dirancang untuk memperkirakan beberapa banyak pelanggan menunggu dalam suatu garis antrian, kepanjangan garis tunggu, seberapa sibuk fasilitas pelayanan, dan apa yang terjadi bila waktu palayanan atau pola kedatangan berubah.

 Tujuan antrian
Tujuan dasar model antrian adlah untuk meminimumkan biaya total, yaitu :
1)      Biaya Langsung
Biaya karena manambah fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberikan pelayanan
2)      Biaya Tidak Langsung
Biaya karena mengantri (biaya yang timbul karena para individu harus mengunggu untuk dilayani).


Komponen Sistem Antrian
Model antrian paling tidak memerlukan 3 jenis data, yaitu :
a.       Kedatangan
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil atau panggilan telepon untuk dilayani. Kedatangan ini sering dinamkan  proses input. Proses input meli[uti sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population dan cara terjadinya. Kedatangan pada umumnya merupakan proses random. Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk regestrasi disebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya(finte), sedangkan jumlah nasbah bank yang abtri untuk setor, menarik tabungan, meupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).
b.      Pelayanan
Pelayanan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayanan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Contohnya, jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme palayanan dapat hanya terdiri dari satu pelayanan dalam satu fasilitas palayanan yang ditemui pada loket seperti pada penjualan tiket digedung bioskop. Di samping itu, perlu diketahui cara pelayanan dirampungkan, yang kadang-kadang merupakan proses random.
c.       Antri
Inti dari amanilsa antrian adalah antri itu sendiri. Timbulnya antrian terutama tergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Penentu antrian lain yang penting adalah disiplin antri. Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelasan cara melayani pengantri, misalnya datang awal dilayani dulu, datang terakhir dilayani dulu, berdasarkan prioritas, dan secara random. Jika tak ada antrian berarti terdapat pelayan yang nganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan.

Struktur Sistem Antrian
Dalam teori antrian terdapat juga sistem antrian yang memperlihatkan proses antrian yang terjasi dalam suatu aktifitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ada empat macam struktur dasar antrian yaitu :
1)      Single channel-Single Phase
Berarti hanya ada satu jalut yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan single phase berarti hanya ada satu pelayanan saja.
2)      Single Channel-Multi Phase
Istilah multi phase menunjukan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan. Sebagai contoh pencurian mobil
3)      Multi Channel-Single Phase
Sistem multi channel terjadi kapan saja dimana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan diarini oleh antrian tunggal. Sebagai contoh adalah antrian pada teller bank
4)      Multi Channel-Multi Phase
Setiap sistem mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya. Sebagai contoh, regestrasi para mahasiswa dikampus, pelayanan kepada pasien di rumah sakit pada saat pendaftaran, diagnosa, dan penyembuhan sampai pembayaran

Jurnal 3 : Analisis Antrian Pelayanan Pengambilan Obat di Loket Obat Pada Puskesmas Kecamatan Tambun Selatan


Erni Wati, 11206157
ANALISIS ANTRIAN PELAYANAN PENGAMBILAN OBAT DI LOKET OBAT PADA PUSKESMAS KECAMATAN TAMBUN SELATAN
PI Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2009

Antrian suda sering kita jumpa dalam kehidupan sehari-hari. Antrian yang panjang dapat  merugikan waktu pasien yang akan mengambil obat.
Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengantri yang terjadi pada Puskesmas Kecamatan Tambun Selatan dan untuk menentukan jumlah loket yang tepat baik bagi pasien maupun Puskesmas Kecamatan Tambun Selatan.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1)      Apabila dioptimalkan 3 loket obat, maka akan terjadi antrian rata-rata sebesar 1 pasien dan waktu rata-rata pasien dalam antrian 2,64 menit sedangkan apabila dioperasikan untuk loket obat akan terjadi antrian rata-rata sebesar 0 pasien dan waktu rata-rata pasien dalam antrian adalah 0,84 menit bila dioperasikan 2 loket obat, maka akan terjadi antrian 14,8 menit.
2)      Jumlah loket yang disediakan Puskesmas Kecamatan tambun Selatan sudah optimal dan tidak diperlukan tambahan loket baru karena sudah mencukupi untuk melayani pasien berobat apabila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan bila menambah satu loket lagi maka Puskesmas Kecamatan Tambun Selatan akan mengeluarkan biaya operasi yang tidak efisien.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dengan mengoperasikan mengoperasikan 2 buah loket sudah cukup dan memadai bagi Puskesmas Kecamatan Tambun Selatan untuk melayani keperluan berobat masyarakat.

Sumber : Perpustakaan Universitas Gunadarma

Jurnal 2 : Analisis Antrian Pelayanan Pengambilan Obat Pada Puskesmas Kecamatan Bantar Gebang Bekasi


Benny Hilmawan Elhamsyah, 11206223
ANALISIS ANTRIAN PELAYANAN PENGANBIAN OBAT PADA PUSKESMAS KECAMATAN BANTAR GEBANG BEKASI
PI Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2009
Kata Kunci : Analisi, Multi Chanel Single Pase

(x+ 36+lampiran)
Dalam penilitian ini mengambil pokok permasalahan Analisis Antrian Pelayanan penganbilan obat Pada Puskesmas Kecamatan Bantar Gebang Bekasi dengan memakai metode penulisan studi pustaka lapangan/ survei. Mengantri merupakan fenomena yang biasa terjadi pada kehidupan bermasyarakat. Termasuk mengantri di puskesmas untuk mendapatkan pelayanan pengambilan obat. Pasien dari puskesmas memiliki hak dan kewajiban. Pasien berhak untuk mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari puskesmas, dan mempunyai kewajiban untuk membayar atas pelayanan yang didapat. Masalahnya yang sering terjadi adalah banyaknya pasien yang datang ke puskesmas untuk mendapatkan pelayaan pengambilan obat. Sedangkan fasilitas puskesmas yang tersedia terbatas. Hal tersebut mengakibatkan antrian yang terjadi pada pengambilan obat. Dari keaadaan tersebut peneliti disini  ingin mengetahui kegiatan antrian yang terjadi pada pelayanan pengambilan obat pada Puskesmas Kecamatan Bantar Gebang Bekasi dan jumlah pasien yang datang pada hari senin-sabtu. Stuktur model yang digunakan adalah multi chanel singel pase. Dari analisisis yang telah di lakukan diketahui bahwa jumlah  kedatangan rata-rata pasien sejumlah 38,08 pasien per jam. Waktu pelayanan rata-rata selama 1 menit per pasien. Dan untuk pelayanan rata-rata sejumlah 60 pasien tetapi masih banyak keluhan dan pasien sehubunungan dengan pelayanan pengambilan obat yang di berikan Puskesmas Kecamatan Bantar Gebang Bekasi.

Kesimpulan :

Sumber : Perpustakaan Universitas Gunadarma

Junal 1 : Analisis Antrian Pelayanan Pengambilan Obat di Loket Obat Pada Puskesmas Cabang Bekasi Jaya Kecamatan Bekasi Timur


Bobi Ade Dermawan : 10207213
ANALISIS ANTRIAN PELAYANAN PENGAMBILAN OBAT DILOKET OBAT PADA PUSKESMAS CABANG BEKASI JAYA KECAMATAN BEKASI TIMUR
PI Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010

Antrian sudah sering kita jumpa dalam kehiduan sehari-hari. Antrian yang panjang dapat merugikan waktu pasien yang akan mengambil obat.
Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk menghindari antrian yang terjadi pada Puskesmas Cabang Bekasi Jaya Kecamatan Bekasi Timur  dan untuk menentukan jumlah karyawan apoteker dalam loket obat yang terbaik bagi pasien maupun Puskesmas Cabang Bekasi Jaya Kecamatan Bekasi Timur.
Berdasarkan penelitian yang sudah penulis lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1)      Apabila di operasikan 2 (dua) orang karyawan pada hari kerja, maka dan terjadi antrian rata-rata sebesar 6 pasien dan waktu rata-rata pasien dalam antrian adalah 14 menit, sedangkan apabila dioperasikan 3 (tiga) karyawan apoteker akan terjadi antrian rata-rata sebesar 1 pasien dan waktu rata-rata pasien dalam antrian adalah 1,06 menit. Hal ini berarti hampir tidak ada pasien dalam antrian.
2)      Jumlah 2 (dua) karyawan apoteker yang tersedia di Puskesmas Cabang Bekasi Jaya Kecamatan Bekasi Timur ternyata belum optimal dan diperlukan tambahan karyawan apoteker karena terjadi perbedaan yang cukup besar antrian.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa jumlah  2 buah orang karyawan apoteker yang tersedia belum cukup optimal dan diperlukan tambahan karyawan apoteker baru di dalam loket obat karena terjadi perbedaan yang cukup besar dalam antrian, jadi Puskesmas Cabang Bekasi Jaya perlu direkomendasikan untuk menambah satu orang karyawan baru, karena jumlah karyawan apoteker yang disediakan belum mampu mengatasi antrian pasien.
Sumber : Perpustakaan Universitas Gunadarma

Jumat, 19 Oktober 2012

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN


Perusahaan atau para penjual mengklasifikasikan beberapa kelompok sasaran segmen pemasaran, yakni segmentasi pasar konsumen, segmentasi pasar industry, dan segmentasi pasar internasional. Kelompok segmen pasar tersebut memiliki karakteristik berbeda, sehingga memerlukan cara tersendiri untuk mennanganinya.
A. Strategi segmentasi pasar
Ada dua komponen dasar dalam segmentasi pasar, yaitu strategi dan analisis. Strategi pasar dimaksudkan untuk mengarahkan kegiatan pemasaran pada segmen yang dipilih atas dasar kebutuhan dan karakteristik tertentu. Sedangkan analisis segmentasi pasar dimaksudkan untuk menentukan target atau sasaran pasar pada segmen yang dipilih. Ini berarti strategi dan analisis harus ditentukan lebih dulu sebelum strategi pemasaran dapat dilaksanakan.
B. Dasar pemikiran segmentasi pasar
Alasan mendasar segmentasi pasar adalah bahwa konsumen memiliki perbedaan kebutuhan dalam setiap produk dan oleh karenanya konsumen akan memberikan reaksi yang berbeda untuk setiap produk yang ditawarkan kepadanya. Dalam banyak kasus, perusahaan dapat memperoleh manfaat maksimum dengan mengembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan segmen pasar tertentu dibanding dengan memperkenalkan satu jenis produk untuk konsumsi massal.

C. Beberapa tipe strategi segmentasi
a. Concentrated segmentation
Segmentasi yang terkonsentrasi dengan mengarahkan satu jenis produk untuk satu segmen pasar. Itulah sebabnya segmentasi terkonsentrasi sering disebut sebagai strategi ceruk pasar (niche market strategy)

b. Differentiated segmentation
Dalam strategi segmentasi yang dilakukan pembedaan, perusahaan memperkenalkan produk yang berbeda untuk beberapa segmen pasar. Tentunya strategi segmentasi semacam ini memerlukan sumber daya yang lebih besar untuk dapat melayani setiap segmen yang dipilih.

c. Undifferentiated segmentation
Strategi segmentasi yang tidak mengharuskan pembedaan ini terjadi apabila perusahaan mengarahkan produk yang sama untuk beberapa segmen pasar secara simultan. Penggunaan terminologi ini kadangkala menimbulkan kontradiksi. Karena segmentasi itu sendiri pada dasarnya membutuhkan spesifikasi dan karakteristik produk yang berbeda untuk setiap segmen. 

D. Beberapa dimensi dalam melakukan segmentasi pasar
a. Segmentasi geografis, dilakukan dengan cara mengelompokkan konsumen yang tersebar di berbagai wilayah ke dalam kelompok konsumen tertentu atas dasar unit geografis seperti misalnya kota atau provinsi.
b. Segmentasi demografis, dilakukan dengan cara mengelompokkan konsumen atas dasar variabel demografis seperti umur, jenis kelamin, pendapatan, ras, agama dll.
c. Segmentasi psikografis, dilakukan dengan mengelompokkan konsumen atas dasar variabel kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik personal lainnya.
d. Segmentasi berdasar perilaku, konsumen dikelompokkan atas dasar pengetahuan, sikap, tingkat penggunaan, manfaat, atau respon yang diberikan terhadap suatu produk.

E. Kriteria untuk melakukan segmentasi pasar
· Kesamaan didalam (homogeneous within) artinya, konsumen pada segmen pasar yang dipilih menunjukkan kemungkinan yang sama dalam memberikan respon terhadap rangsangan bauran pemasaran.
· Adanya perbedaan diantara konsumen (hererogeneous between) artinya, konsumen dalam segmen yang berbeda hendaknya dilihat sebagai konsumen yang berbeda atas dasar kemungkinan respon yang diberikan dari rangsangan bauran pemasaran yang diberikan.
· Substansial, artinya segmen pasar yang dipilih hendaknya cukup besar dan diperkirakan dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
· Operasional, artinya dimensi yang dipergunakan untuk melakukan segmentasi pasar benar-benar bermanfaat dalam mengidentifikasi konsumen dan variabel bauran pemasaran.
F. Strategi positioning
Manajer pemasaran dapat menggunakan beberapa strategim positioning, antara lain menekankan pada atribut produk, manfaat produk, kelompok pengguna, atau bahkan menyerang pesaing. Produsen sepeda motor Honda misalnya, menempatkan produknya sebagai kendaraan yang hemat bahan bakar dan harga purna jual tinggi.
Setelah membahas dari sisi produsen, berikut kita akan membahas dari sisi konsumen. 

 Faktor-faktor pembelian konsumen, antara lain
* Faktor budaya, meliputi budaya, subbudaya dan kelas sosial
* Faktor sosial, meliputi kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status sosial
* Faktor pribadi, meliputi usia, tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan kosep diri.
Empat proses psikologis utama yang mempengaruhi konsumen antara lain:
*  Motivasi, mempunyai dua arah yaitu kita memilih satu tujuan di atas tujuan lainnya dan intensitas energi yang kita gunakan untuk mengejar tujuan.
*  Persepsi, proses di mana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.
*  Pembelajaran, mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman mengenai pembelian di masa lalu.
Memori, dalam model ini kita dapat menganggap pengetahuan merek konsumen sebagai node dalam memori dengan berbagai asosiasi yang terhubung. Kekuatan dan organisasi asosiasi ini akan menjadi determinan penting dari informasi yang dapat kita ingat tentang merek.
Proses keputusan pembelian konsumen :
a. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.

b. Pencarian informasi
Konsumen mencari informasi suatu produk yang mereka inginkan sesuai kebutuhan melalui berbagai sumber misalnya pribadi, komersial (iklan, situs web, penyalur), publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen) dan eksperimental (penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk).

c.Evaluasi alternatif
Proses evaluasi yaitu konsumen berusaha memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.

d. Keputusan pembelian
Merek (merek A), penyalur (penyalur 2), kuantitas (satu barang), waktu (akhir minggu), metode pembayaran (cash)

e. Perilaku pasca pembelian
Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk pasca pembelian.
1. Segmentasi dan kepuasan
Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.

Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.

b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan
yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .

Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan :
- letak geografis
- volume pembelian demografis
- produk yang dibeli
- sesuai kebutuhan Anda
Umumnya, tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.
2. Segmentasi dan profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.

a. Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi
Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.

b. Fokus Pada “Core Business” Terpenting Anda
Apakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.

c. Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.

d. Pertajam Kecerdasan Organisasi
Apakah organisasi Anda merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan diri ke arah masa depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan pelatihan-pelatihan berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda.

e. Kompensasi Yang Sesuai
Manusia ingin dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika kita melihat negara-negara yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.

3. Penggunaan segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:

• Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
• Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
•  Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan. Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:

1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.

2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.

C. RENCANA PERUBAHAAN
1. Analisis konsumen dan kebijakan sosial
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya.

Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.\
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:
1. Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
2. Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
3. Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.

2. Perubahan struktur pasar konsumen
Struktur Pasar Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli:

a. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan pembeli banyak
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
- Sensitif terhadap perubahan harga
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar

b. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
- Relatif mudah keluar masuk pasar

c. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain

d. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan
Monopoli

D. IMPLEMENTASI STRATEGI SEGMENTASI
Peusahaan yang menggunakan segmentasi pasar bisa mengikuti sebuah strategi segmen pasar atau sebuah strategi pemasaran terdifferensiasi.setiap segmen pasar memerlukan strategi pemasarannya sendiri. Setiap elemen bauran pemasaran harus diuji untuk menentukan kalau perubahan diperlukan dari segmen yang satu ke segmen yang lainnya. Kadang-kadang setiap segmen akan memerlukan suatu bauran pemasaran yang benar-benar berbeda, termasuk produknya. Pada waktu lainnya mungkin harga pesan iklan atau outlet eceran yang perlu dibedakan.
1.    Pemasaran terkonsentrasi Vs terdifferensiasi
Sebuah organisasi telah mengidentifikasikansegmen pasar yang sangat menjanjikan dan harus memutuskan apakah sasarannya satu segmen atau beberapa segmen. Segmen pasar menjanjikan yang ditargetkan mendapat sebuah bauran pemasaran yang dirancang secara khusus. Target beberapa segmen menggunakan individual pemasaran gabungan yang disebut pemasaran terdifferensiasi. Sedangkan target hanya satu segmen dengan sebuah baura pemasaran yang unik disebut pemasaran terkonsentrasi.

2.    Countersegmentation
Kadang-kadang perusahaan menemukan bahwa mereka harus mempertimbangkan kembali segmen pasar mereka sekarang. Mereka dapat menemukan bahwa beberapa segmen telah terkonsentrasi namun mereka tidak menjamin seorang individu telah merancang program pemasaran. Pada kasus lainnya perusahaan mencari untuk menemukan sebuah kebutuhan yang lebih biasa atau karakteristik konsumen yang akan menggunakan untuk anggota dua atau lebih segmen dan mengkombinasikan segmen dan merekombinasikan segmen kedalam sebuah segmen yang lebih besar dan bisa menjadi target dengan sebuah penyesuaian produk secara individual dan kampanye promosi.