2.1 Kerangka Teori
Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang
sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah siste,
pelayanan tertentu. Dalam pelaksanaan pelaku utama dalam hal ini adalah
pelanggan dan pelayanan.
2.1.1
Konsep-Konsep
Dasar Teori Antrian
Teori antrian
dalam bahasa Inggris disebut dengan waiting line theory, atau quering theory.
Teori antrian pertama kali dikembangkan oleh ahli matematika dan insyinyur
berkebangsaan Denmark yang bernama A.K Erlang pada tahun 1909. Dia
mengembangkan model antrian untuk menentukan jumlah yang optimaldari fasilitas
telepon switcing yang digunakan untuk melayani permintaan yang ada. Penggunaan
model ini makin meluas tepatnya mulai sejak akhir perang dunia ke-II. Sampai
saat ini, waiting line theory mempunyai aplikasi yang luas untuk alat operasi
perusahaan atau manajemen(http://tazmaniabenz.wordpress.com/2010/konsep-konsep-dasar-teoriantrian/)
Persoalan-persoalan
yang dapat diselesaikandengan teori antyrian adalah meliputi bagaimana
perusahaan dapat menetukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat
melayani konsumen atau langganan dengan efisien. Di dalam hal ini tentu saja
diperhitungkan antara ekstra biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menambah
fasilitas service baru dengan kerugian konsumen karena harus menunggu apabila
tidak diadakan penambahan fasilitas service yang baru.
Dengan demikian,
yang menjadi tujuan utama teori ini adalah mencapai keseimbangan antara ongkos
pelayanan dengan ongkos yang disebabkan oleh adanya waktu menunggu (Pangestu
Subagyo,2000,264). Dengan kata lain tujuan dasar teori antrian adalah untuk
meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya langsung penyediaan fasilitas
pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena para konsumen menunggu
untuk dilayani.
2.1.2
Sistem
Antrian
Pelanggan/konsumen
yang tiba dapat bersifat tetap atu tidak tetap untuk memperoleh peayanan.
Apabila pelanggan yang tiba dapat langsung masuk kedalam sistem pelayanan maka
pelayanan tersebut akan langsung dilayani, sebaliknya jika harus menunggu maka
mereka harus membentuk antrian hingga tiba waktu pelayanan.
Berdasarkan
uraian diatas maka dalam sistem antrian terdapat komponen utama yakni :
1.
Antrian
yang memuat langganan atau satuan-satuan yang memerlukan pelayanan (pembeli,
orang sakit, mahasiswa, kapal, dan lain-lain)
2.
Fasilitas
pelayanan yang memuat pelayanan dan saluran pelayanan (loket biopskos dan
penjual karcis, teller bank dan para nasabah dan lain-lain)
2.1.3
Disiplin
Antrian
Disiplin antrian
adalah konsep membahas mengenai kebijaka dalam mana para langganan dipilih dari
antrian untuk dilayani, berdasarkan urutan kedatangan pelanggan. Ada 4 bentuk
disiplin pelayanan yang bisa digunakan dalam praktyek yakni :
1.
First
Come First Served (FCFS) atau First In First Out (FIFO) yaitu pelanggang yang
datanglebih dulu akan dilayani lebih dahulu.
Misalnya:
sistem antrian pada bank, spbu dan lain-lain.
2.
Last
Come First Served (LCFS) atau Last In Last Out (LIFO) yaitu sistem antrian
pelanggan yang datang terakhir akan dilayani lebih dahulu.
3.
Service
in Random Order (SIRO) yaiti pelanggang didasarkan pada peluang secara acak,
biasanya timnbul dalam keadaan praktis.
4. Priority
Service (PS) yaitu pelayanan yang diberikan kepada mereka yang mempunyai
prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mempunyai prioritas
lebih rendah. Kejadian ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya
seseorang yang karena kedudukan atau jabatannya lebih tinggi, atau seseorang
yang menyebabkan dia sipanggil terlebih dahulu atau diberi prioritas lebih
tinggi, atau seseorang yang keadaan penyakitnya lebig berat dibangding dengan
orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
2.1.4
Elemen-Elemen
Pokok dalam Sistem Antrian
Menurut Tju Tju
Tarliah Dimyanti dan Ahmad Dimyati (2003;350) terdapat 5 elemen pokok dalam
antrian :
1.
Sumber
Input
Suatu karakteristik yang perlu diketahui dari
sumber input ini adalah ukurannya (jumlahnya), yaitu jumlah total unit yang
memerlukan pelayanan dari waktu ke waktu atau disebut jumlah total langganan
potensial. Sumber masukan dari suatu sistem antrian dapat terdiri atas suatu
populasi orang barangm komponen atau kertas kerja yang datang pada sistem untuk
dilayani.
Bila populasi
relatif besar seiring dianggap bahwa hal itu merupakan besaran yang
takterbatas. Anggapan ini adalah umum karena perumusan sumber masukan yang tak
terbatas lebih sederhana dari pada sumber yang terbatas. Suatu populasi
dinyatakan “besar” apabila populasi tersebut besar bila dibanding kapasitas sistem
pelayanan.
2.
Antrian
Karakteristik
suatu anyrian ditentukan oleh jumlah unit maksimun yang boleh ada dalam
sistemnya. Antrian ini dikatakan terbatas atau tidak terbatas, tergantung pada
apakah jumlahnya unitnya terbatas atau tidak terbatas.
3.
Disiplin
Pelayanan
Disiplin
pelayanan berkaitan dengan cara memilih anggota antrian yang akan dilayani.
Sebagai contoh, disiplin pelayanan ini dapat berupa First Come First Served
(FCFS), atau Random atau dapat pula berdasarkanprosedur prioritas tertentu.
Jika tidak ada keterangan apa-apa tentang disiplin pelayanan ini, maka asumsi
yang biasa digunakan adalah First Come First Served (FCFS).
4.
Mekasnisme
Pelayanan
Terdiri dari
satu atau lebih pelayanan yang masing-masing terdiri dari satu atau lebih
saluran pelayanan paralel. Jika ada lebih darin satu fasilitas pelayanan, maka
unit-unit yang memerlukanpelayanan akan dilayani oleh serangkaian fasilitas
pelayanan tersebut (saluran pelayanan seri).
5.
Proses
Antrian Dasar
Suatu garis
penungguan tunggal terbentuk didepan suatu fasilitas pelayanan tunggul, dimana
ada satu atau beberapa pelayanan. Setiap unit (langganan) yang diturunkan dari
suatu sumber input dilayani oleh salah sattu pelayanan-pelayanan yang ada,
mungkin setelah unit itu menunggu dalam antrian (garis penungguan).
2.2 Model-Model Antrian
Berdasarkan sifat pelayanannya dapat
diklasifikasikan fasilitas-fasilitas pelayanan dalam susunan saluran dan phase
yang akan membentuk suatu antrian yang berbeda-beda. Istilah saluran menunjukan
jumlah jalur ungtuk memasuki sistem pelayanan. Sedangkan istilah phase berarti
jumlah staisun-stasiun pelayanan, dimana para langganan harus melalulinya
sebelum pelayanan dinyatakan lengkap.
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum
gterjadi dalam seluruh sistem antrian :
1.
Single
Chanel-Single Phase
Single chanel
single phase berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan
atau ada satu pelayanan. Single phase menunjukan bahwa hanya ada satu stasiun
pelayanan sehingga yang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari
sistem antrian. Contohnya adalah pada pembelian tiet bus yang dilayani oleh
satu loket, seorang pelayanan toko dan lain-lain.
2.
Single
Chanel-Multi Phase
Single chanel
multi phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara
berurutan dalam phase-phase. Misalnya pada proses pencucian mobil, lini
produksi massa dan lain-lain.
3.
Multi
Chanel-Single Phase
Sistem multi
chanel single phase terjadi jika ada dua
atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh suatu antrian tunggal. Sebagai
contoh adalah pada pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari loket,
pelayanan nasabah di bank, dan lain-lain.
4.
Multi
Chanel-Multi Phase
Sistem ini
terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan pelayanan pada lebih
dari satu phase, sebagai contoh adalah pada pelayanan kepada pasien dirumah
sakit darin pendaftaran, diagnosa, tindakan medis sampai pembayaran. Setiap
sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap,
sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar